Memprediksi Risiko Kejadian Jantung yang Mematikan

jantung, penyakit kardiovaskular
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bhataramedia.com – Penanda (marker) yang biasa digunakan untuk menentukan apakah pasien mengalami serangan jantung, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang stabil dengan risiko tinggi mengalami gangguan jantung yang mematikan.  Hal ini berdasarkan studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di Brigham and Women’s Hospital (BWH).

Dengan menggunakan tes yang lebih sensitif daripada apa yang saat ini digunakan di rumah sakit dan klinik di AS, tim peneliti menemukan bahwa hampir 40 persen pasien dengan diabetes tipe 2 dan penyakit jantung yang stabil memiliki tingkat yang abnormal dari protein troponin pada darah. Pasien dengan peningkatan kadar troponin, dua kali lebih mungkin untuk meninggal akibat serangan jantung, stroke atau penyebab kardiovaskular lainnya dalam waktu lima tahun.

Tim juga menemukan bahwa intervensi terapeutik kunci yang dikenal sebagai revaskularisasi koroner, yang sering digunakan pada pasien dengan serangan jantung dan troponin abnormal, tidak menurunkan kadar troponin yang meningkat pada pasien yang stabil atau risiko kejadian jantung yang mematikan. Temuan ini diterbitkan tanggal 13 Agustus 2015 di New England Journal of Medicine.

“Para pasien dalam penelitian kami tidak memiliki gejala serangan jantung, namun sebagian besar dari mereka memiliki troponin abnormal. Hal ini menunjukkan mereka mengalami cedera berkelanjutan untuk jantung mereka,” kata pemimpin penulis, Brendan Everett, M.D., MPH, dari Divisi Cardiovascular Medicine and Preventive Medicine di BWH.

“Tes ini dapat mengidentifikasi pasien pada peningkatan risiko serangan jantung, gagal jantung, atau kematian, bahkan setelah kami memperhitungkan karakteristik dan faktor risiko lainnya. Di masa depan, jika kita dapat memahami apa yang menyebabkan troponin menjadi abnormal, kita mungkin mampu mengidentifikasi strategi baru untuk mengobati kelompok pasien berisiko tinggi. Salah satu strategi yang diuji dalam penelitian ini [membuka arteri koroner pasien yang stabil dengan troponin abnormal], tidak mengurangi risiko serangan jantung atau kematian,” lanjut Everett, seperti dilansir Brigham and Women’s Hospital (12/08/2015).

Everett dan koleganya mengukur konsentrasi troponin pada lebih dari 2.200 pasien yang memiliki diabetes tipe 2 dan penyakit jantung stabil, dengan menggunakan tes yang sangat sensitif (uji elektroluminesense sensitivitas tinggi) yang saat ini digunakan di Eropa, dan sedang dipelajari untuk digunakan di AS. Setelah lima tahun, 27 persen dari pasien dengan kadar troponin yang abnormal kemudian mati karena serangan jantung, stroke, atau penyebab kardiovaskular, dibandingkan dengan 13 persen pasien dengan tingkat troponin normal.

Setengah dari pasien yang terlibat dalam pengujian menerima revaskularisasi koroner cepat (prosedur untuk membuka arteri koroner, baik menggunakan stent atau operasi bypass graft koroner). Namun, prosedur ini tampaknya tidak mengurangi risiko kematian terkait kardiovaskular pada pasien stabil dengan troponin tinggi, juga tidak mengurangi tingkat troponin.

“Kami mengetahui tahu bahwa konsentrasi troponin yang beredar mencerminkan cedera berkelanjutan untuk jaringan otot jantung, namun penyebab cedera berkelanjutan ini tidak sepenuhnya jelas. Pada situasi klinis yang tepat, kita biasanya akan menginterpretasikan tingkat troponin abnormal sebagai indikasi serangan jantung yang sedang berlangsung, yang sering kita perlakukan dengan menemukan arteri yang tersumbat dan membukanya. Namun, hasil kami menunjukkan bahwa prosedur tersebut tidak mengurangi risiko serangan jantung atau kematian pada pasien ini, “kata Everett. “Kita perlu strategi alternatif untuk meningkatkan hasil pada grup pasien dengan risiko tinggi ini.”

Para peneliti mencatat bahwa penelitian lebih lanjut untuk memahami apa yang menyebabkan abnormalitas troponin dan mengapa pasien dengan troponin abnormal berada pada risiko lebih besar untuk kematian terkait kardiovaskular, dapat menyebabkan pilihan pengobatan alternatif dan intervensi untuk pasien.

Referensi Jurnal :

Brendan M. Everett, Maria Mori Brooks, Helen E.A. Vlachos, Bernard R. Chaitman, Robert L. Frye, Deepak L. Bhatt. Troponin and Cardiac Events in Stable Ischemic Heart Disease and Diabetes. New England Journal of Medicine, 2015; 373 (7): 610 DOI: 10.1056/NEJMoa1415921.

You May Also Like