Kandidat Baru Obat Gagal Jantung

serangan jantung
serangan jantung
Ilustrasi, serangan jantung.

Bhataramedia.com – Menurut hasil studi baru, penggunaan obat uji coba dapat meningkatkan kemampuan sel-sel otot jantung yang rusak akibat gagal jantung untuk memompa darah. Studi ini dipimpin oleh para peneliti di Icahn School of Medicine, Mount Sinai dan dipublikasikan secara online di Nature Communications.

Bersama dengan peneliti dari Cardiovascular Research Center dan Experimental Therapeutics Institute di Mount SInai, penelitian ini telah menemukan molekul kuat yang disebut N106. Pengobatan tersebut, sejauh ini dapat meningkatkan kontraksi otot jantung dan meningkatkan fungsi jantung pada studi sel jantung manusia dan hewan.

“Dalam waktu dekat, tim penelitian multidisiplin kami berharap untuk meluncurkan uji klinis pertama yang menguji obat menjanjikan ini pada pasien gagal jantung,” kata Roger Hajjar, M.D., Direktur Cardiovascular Research Center di Gunung Sinai, yang memimpin penelitian tersebut.

“Molekul kecil ini menargetkan jalur seluler yang telah dikenal dapat meningkatkan kelainan sel gagal jantung dan dapat memberikan pengobatan masa depan yang penting untuk pasien dengan kondisi ini,” lanjut Hajjar.

Gagal jantung terjadi ketika jantung menjadi terlalu lemah untuk memompa dan mengedarkan darah secara normal melalui tubuh. N106 dapat mengatasi hal ini dengan langsung menempel dan mengaktifkan enzim E1 ligase. Enzim ini pada akhirnya meningkatkan fungsi enzim lainnya, SERCA2a (sarkoplasma Retikulum Kalsium ATPase). SERCA2a adalah protein penting yang bertanggung jawab atas aliran yang tepat dari partikel bermuatan (misalnya kalsium) untuk masuk dan keluar dari sel-sel otot jantung. Sikuls kalsium yang abnormal dan penurunan ekspresi SERCA2a pada sel otot jantung merupakan ciri utama dari gagal jantung, memaksa jantung untuk bekerja lebih keras dan tumbuh lebih besar, bahkan ketika jantung mulai melemah.

Menariknya, hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa baru ini kemungkinan meningkatkan aktivitas SERCA2a melalui proses yang disebut SUMOylation, dimana protein SUMO (Small Ubiquitin-like Modifier) melekat pada protein lain untuk mengubah fungsinya. “Dengan mengaktifkan SUMOylation dari SERCA2a, senyawa ini langsung memberikan manfaat kesehatan sel-sel jantung yang memiliki kelainan gagal jantung,” kata Dr. Hajjar, seperti dilansir Mount Sinai Medical Center (12/06/2015).

Seperti kebanyakan obat-obatan yang tersedia saat ini, senyawa N106 adalah “molekul kecil” dengan berat molekul cukup rendah untuk secara efisien berdifusi ke dalam sel dan menimbulkan pengaruh. Pengobatan yang tidak melibatkan molekul kecil, seperti pada pengobatan yang berdasarkan antibodi, jauh lebih besar dan lebih kompleks (sering kali lebih mahal) daripada pengobatan dengan molekul kecil.

“Ada kebutuhan penting bagi target dan strategi pengobatan baru untuk gagal jantung. Penemuan baru kami mengenai senyawa N106 merupakan terobosan yang sangat menarik untuk presisi yang lebih besar dan terapi tertarget untuk kondisi gagal jantung,” kata Bob Devita, Ph.D., Direktur Medicinal Chemistry di Mount Sinai School of Medicine. Dia dan timnya mengkarakterisasi N106 melalui analisis senyawa secara mendalam untuk memvalidasi kemampuan spesifik SUMOylation.

“Pengetahuan dan kolaborasi dari tim sangat penting untuk mengidentifikasi obat yang kuat dan menjanjikan di masa depan untuk penyakit kardiovaskuler seperti gagal jantung. Penyakit ini memiliki peningkatan prevalensi dan saat ini mempengaruhi 26 juta orang di seluruh dunia, serta hampir 6 juta di Amerika Serikat,” kata Roberto Sanchez, Ph.D., Direktur Structure-Based Drug Discovery Core of the Experimental Therapeutics di Mount Sinai. Dia dan timnya mengidentifikasi dan mengkarakterisasi interaksi antara senyawa N106 dan target dari senyawa ini.

Referensi Jurnal :

Changwon Kho, Ahyoung Lee, Dongtak Jeong, Jae Gyun Oh, Przemek A. Gorski, Kenneth Fish, Roberto Sanchez, Robert J. DeVita, Geir Christensen, Russell Dahl, Roger J. Hajjar. Small-molecule activation of SERCA2a SUMOylation for the treatment of heart failure. Nature Communications, 2015; 6: 7229 DOI: 10.1038/ncomms8229.

You May Also Like