2013 Merupakan Tahun Terpanas Keenam Sepanjang Rekaman Sejarah

Topan Haiyan
Topan Haiyan
Topan Haiyan. (Credit: NASA)

Bhataramedia.com – Organisasi Meteorologi Dunia melaporkan bahwa suhu pada tahun 2013 merupakan yang terpanas ke enam di sepanjang rekaman sejarah. Tahun 2013 ditandai dengan banyaknya peristiwa iklim dan cuaca ekstrim, termasuk Topan Haiyan (Yolanda) di Filipina; salah satu badai terkuat yang mengakibatkan tanah longsor, gelombang panas yang ekstrim di belahan bumi selatan, kekeringan di Afrika dan Cina selatan dan naiknya permukaan air laut.

“Berdasarkan rekaman data, sebanyak 13 dari 14 tahun terpanas telah terjadi di abad ke-21. Masing-masing tahun pada tiga dekade terakhir selalu lebih hangat daripada tahun sebelumnya,” kata para ahli dari World Meteorological Organization, seperti dilansir laman Nature World News (24/3/2014). Organisasi WMO ialah organisasi di bawah asuhan PBB yang bergerak di bidang pengamatan Iklim.

WMO melaporkan, suhu pada tahun 214 mencapai rata-rata 14,5 °C (58,1°F), 0.50 °C (0.90 °F) lebih tinggi dari tahun 1961-1990 dan 0.03 °C (0.05 °F) lebih tinggi dari suhu rata-rata dekade 2011-2010.

Periode panas yang ekstrim terlihat akhir tahun lalu di belahan bumi selatan, Australia memiliki tahun yang terpanas dan Argentina merupakan yang terpanas kedua.

Sekretaris Jenderal WMO, Michel Jarraud, mengatakan bahwa manusia memiliki andil terhadap teradinya hal ini, diluar fenomena alami seperti letusan gunung berapi, atau peristiwa cuaca seperti El Nino dan La Nina yang selalu membentuk keadaan iklim dari tahun ke tahun.

“Akan tetapi, banyak peristiwa ekstrim di tahun 2013 yang konsisten dengan apa yang kita harapkan sebagai akibat dari perubahan iklim yang disebabkan manusia,” kata Jarraud. “Kami melihat terjadinya curah hujan yang lebih tinggi, panas yang lebih intens, dan banyaknya kerusakan yang terjadi karena badai dan banjir di pesisir akibat kenaikan permukaan air laut, seperti Topan Haiyan yang melanda Filipina dengan dahsyat.”

Jarraud menambahkan bahwa pemanasan suhu laut berkontribusi terhadap pemanasan secara keseluruhan. “Lebih dari 90 persen kelebihan energi yang terperangkap oleh gas rumah kaca disimpan di lautan,” katanya. “Level dari gas rumah kaca ini merupakan suatu rekor, yang berarti bahwa atmosfer dan lautan kita akan terus menghangat selama abad-abad yang akan datang. Hukum-hukum fisika berlaku pada proses ini,” kata Jarraud.

Perhitungan suhu global didasarkan pada tiga set data independen yang dikelola oleh NASA Goddard Institute for Space Studies dan Pusat National Climatic Data Center of the National Oceanic and Atmospheric Administration di AS, serta Met Office Hadley Centre dan Climatic Research Unit of the University of East Anglia di Inggris.

Peta interaktif mengenai kejadian iklim di tahun 2013 tersedia di sini.

Ringkasan dan salinan laporan lengkap tersedia di situs World Meteorological Organization.

You May Also Like