Memanjat Pohon dapat Tingkatkan Kemampuan Kognitif

memanjat pohon
memanjat pohon
Ilustrasi, anak-anak sedang memanjat pohon.

Bhataramedia.com – Memanjat pohon dan latihan kesimbangan pada balok, secara dramatis dapat meningkatkan keterampilan kognitif. Temuan ini berdasarkan studi yang baru-baru ini dilakukan oleh para peneliti di Departemen Psikologi, University of North Florida.

Penelitian yang dipimpin oleh Drs. Ross Alloway dan Tracy Alloway, seorang profesor, adalah yang pertama menunjukkan bahwa kegiatan proprioseptif dinamis, seperti memanjat pohon, yang dilakukan selama periode waktu yang singkat memiliki manfaat yang dramatis terhadap memori kerja. Memori kerja, pengolahan aktif informasi, terkait dengan kinerja pada berbagai konteks dari nilai hingga olahraga.

Hasil penelitian yang baru-baru ini diterbitkan di Perceptual and Motor Skills tersebut, menunjukkan perbaikan memori kerja dapat dibuat hanya dalam beberapa jam jenis latihan fisik yang telah disebutkan di atas.

“Meningkatkan memori kerja dapat memiliki efek menguntungkan pada begitu banyak bidang dalam hidup kita. Menarik untuk melihat bahwa kegiatan proprioseptif dapat meningkatkannya pada periode waktu yang singkat,” kata Tracy Alloway, seperti dilansir University of North Florida (29/07/2015).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah kegiatan proprioseptif yang diselesaikan selama periode waktu yang singkat dapat meningkatkan kinerja memori kerja. Propriosepsi, (kesadaran posisi tubuh dan orientasi) terkait dengan memori kerja. Selain itu, menarik untuk melihat apakah periode latihan yang akut dan sangat intensif juga akan menghasilkan keuntungan bagi memori kerja.

Para peneliti UNF merekrut orang dewasa usia 18 sampai 59 tahun dan menguji memori kerja mereka. Berikutnya, mereka melakukan kegiatan proprioseptif dinamis (dirancang oleh perusahaan Movnat) yang memerlukan propriosepsi dan setidaknya satu elemen lainnya, seperti pergerakan atau perencanaan rute.

Pada studi ini, kegiatan tersebut termasuk memanjat pohon, berjalan dan merangkak di balok dengan lebar sekitar 3 inci, bergerak dengan memperhatikan postur, berjalan tanpa alas kaki, navigasi di atas, di bawah dan di sekitar hambatan, serta mengangkat dan membawa benda-benda dengan berat yang berbeda. Setelah dua jam, peserta diuji lagi dan peneliti menemukan bahwa kapasitas memori kerja mereka telah meningkat sebesar 50 persen, suatu peningkatan yang dramatis.

Para peneliti juga menguji dua kelompok kontrol. Kelompok pertama adalah kelas kuliah yang mempelajari informasi baru dalam pengaturan kuliah, untuk melihat apakah mempelajari informasi baru meningkatkan memori kerja. Kelompok kedua adalah kelas yoga, untuk melihat apakah kegiatan proprioseptif statis dapat menguntungkan secara kognitif. Namun, kedua kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan memori kerja.

Latihan proprioseptif dinamis dapat menempatkan permintaan yang lebih besar pada memori kerja dibandingkan salah satu kondisi kontrol, karena seiring perubahan lingkungan dan medan , individu akan merekrut memori kerja untuk memperbarui informasi agar dapat beradaptasi dengan tepat. Meskipun kelompok kontrol yoga terlibat dalam kegiatan proprioseptif yang memerlukan kesadaran posisi tubuh, itu relatif statis karena mereka melakukan postur yoga di ruang kecil, yang tidak memungkinkan untuk bergerak atau navigasi.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan melakukan aktivitas yang membuat kita berpikir, kita dapat melatih otak serta tubuh kita,” kata Ross Alloway.

“Penelitian memiliki implikasi luas untuk semua orang, dari anak-anak hingga orang dewasa. Dengan mengambil istirahat untuk melakukan kegiatan yang tak terduga dan mengharuskan kita untuk secara sadar menyesuaikan gerakan, kita dapat meningkatkan memori kerja untuk tampil lebih baik di kelas dan ruang rapat.”

Referensi Jurnal :

Ross G. Alloway, Tracy Packiam Alloway. THE WORKING MEMORY BENEFITS OF PROPRIOCEPTIVELY DEMANDING TRAINING: A PILOT STUDY1,2. Perceptual and Motor Skills, 2015; 120 (3): 766 DOI: 10.2466/22.PMS.120v18x1.

You May Also Like