Hubungan Antara Kualitas Lingkungan dan Penuaan

depresi
depresi
Ilustrasi.

Bhataramedia.com – Menurut studi yang dipimpin oleh peneliti dari University of Pittsburgh, terlepas dari usia, orang yang tinggal di lingkungan dengan kejahatan yang tinggi, kebisingan dan vandalisme, secara biologis berusia satu dekade lebih tua dari mereka yang tidak. Penemuan ini dipublikasikan secara online di jurnal PLOS One.

“Bukti penelitian kuat yang mendukung bahwa hidup di lingkungan yang kurang sesuai, memiliki dampak yang tidak menguntungkan pada kesehatan mental dan fisik,” jelas penulis studi, Mijung Park, Ph.D., MPH, RN, asisten profesor di University of Pittsburgh School of Nursing.

“Tim kami memeriksa apakah lingkungan-lingkungan tersebut juga memiliki dampak langsung pada kesehatan sel,” katanya. “Kami menemukan bahwa memang, proses penuaan biologis dapat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi.”

Tim peneliti berfokus pada telomer, yang merpuakan perpanjangan dari DNA di ujung kromosom. Telomer berfungsi untuk melindungi untai DNA dari kerusakan.

“Telomer semakin memendek setiap kali sel membelah karena telomer tidak sepenuhnya disalin oleh mekanisme enzim. Diduga bahwa penuaan terjadi ketika telomer menjadi terlalu pendek untuk replikasi DNA dan pembelahan sel untuk bekerja secara normal. Pemendekan telomer dapat dipercepat dengan paparan tekanan biologis atau psikologis seperti kanker, kecemasan dan depresi,” jelas Park, seperti dilansir University of Pittsburgh Schools of the Health Sciences (18/06/2015).

Bekerja dengan peneliti dari Amsterdam, tim memeriksa panjang telomer sel darah putih dari 2.902 individu Belanda yang berpartisipasi di Netherlands Study of Depression and Anxiety. Mereka menentukan kualitas lingkungan di mana peserta tinggal menggunakan pengukuran gangguan lingkungan yang dirasakan, tingkat kriminalitas dan kebisingan. Mereka menemukan bahwa telomer pada peserta yang tinggal pada lingkungan dengan kualitas buruk, secara signifikan lebih pendek dari telomer peserta yang tinggal di lingkungan yang baik.

‘Perbedaan panjang telomer antara kedua kelompok, sebanding dengan perbedaan 12 tahun usia, “kata Park. “Ada kemungkinan bahwa sel-sel mereka secara kronis aktif dalam menanggapi tekanan psikologis dan fisiologis yang dibuat oleh keadaan sosial ekonomi, politik dan emosional yang kurang baik.”

Referensi Jurnal :

Mijung Park, Josine E. Verhoeven, Pim Cuijpers, Charles F. Reynolds III, Brenda W. J. H. Penninx. Where You Live May Make You Old: The Association between Perceived Poor Neighborhood Quality and Leukocyte Telomere Length. PLOS ONE, 2015; 10 (6): e0128460 DOI: 10.1371/journal.pone.0128460.

You May Also Like