Chris: Peneliti dan Pebisnis Perlu Disatukan dalam Proyek Industri Kesehatan

Universitas Indonesia. (Credit: ui.ac.id)
Universitas Indonesia. (Credit: ui.ac.id)
Universitas Indonesia. (Credit: ui.ac.id)

Bhataramedia.com – Dalam rangka meningkatkan keakraban antara akademisi dan dunia industri yang bergerak di bidang kesehatan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyelenggarakan Indonesian Innovation for Health (IIH) pada hari Jumat dan Sabtu, 29—30 Mei 2015 kemarin.

Dengan mengangkat tema “Bringing Scientific Finding to Further Development and Commercialization” acara tersebut bertujuan mendorong akademisi di bidang kesehatan untuk menyampaikan teknologi yang dihasilkannya kepada masyarakat melalui komersialisasi yang melibatkan pihak industri.

Dalam worksphop tersebut diharapkan audiens (akademisi) akan memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan masyarakat melalui hasil temuan di lapangan, seperti integrasi riset di antara pihak ABCG (academic, business, community, dan government).

Mewakili Newcastle Innovation, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang transfer technology di bawah University of Newcastle, Chris Kelleher memaparkan kunci kesuksesan transfer technology kepada para peserta workshop.

Menurut Chris, satu hal yang penting untuk menyukseskan komersialisasi temuan akademisi adalah kebijakan mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI), termasuk tentang pembagian royalti antara peneliti dengan universitas yang membiayai penelitian.

“University of Newcastle sendiri telah memiliki kebijakan mengenai HKI ini untuk mendorong komersialisasi temuan akademisi,” tutur Chris seperti yang dilansir situs resmi Universitas Indonesia beberapa waktu yang lalu.

Lebih lanjut Chris menjelaskan bahwa dalam melakukan riset, sebaiknya memikirkan terlebih dahulu siapa target pasarnya, dan bagaimana membangun strategi komunikasi yang sesuai dengan nilai-nilai institusi kita.

Maka dari itulah Chris menyarankan pada pihak universitas untuk melakukan pendekatan personal kepada para pebisnis. Hal tersebut dapat mengatasi perbedaan kepentingan antara peneliti dan pihak industri.

You May Also Like