Kurkumin Bantu Memperlambat Perkembangan Mesothelioma

bbuk kunyit, kunir, kurkumin

Bhataramedia.com – Rempah-rempah yang umumnya ditemukan di Asia dan molekul penghambat kanker sangat menjanjikan untuk memperlambat perkembangan mesothelioma. Mesothelioma adalah kanker lapisan paru-paru yang sering dikaitkan dengan paparan asbes. Para ilmuwan dari Case Western Reserve University dan Georg-Speyer-Haus di Frankfurt, Jerman, menunjukkan bahwa penerapan kurkumin, senyawa yang diturunkan dari kunyit, dan peptida penghambat kanker dapat meningkatkan kadar inhibitor protein yang diketahui mampu memerangi perkembangan mesothelioma.

Temuan mereka diterbitkan dalam edisi online 14 Agustus di Clinical Cancer Research ; versi cetak dari artikel ini akan muncul pada 1 Oktober.

Mesothelioma ganas telah menyita perhatian khalayak luas karena sering terjadi di lapisan paru-paru dari orang yang terkena paparan asbes. Namun, asbes tidak selalu menyebabkan kanker yang membunuh 43.000 orang di seluruh dunia setiap tahun ini. Banyak juga pasien mesothelioma yang ternyata tidak pernah terpapar asbes.

“Mesothelioma adalah penyakit yang terus memberikan beban yang signifikan di seluruh dunia, dan pilihan pengobatannya benar-benar suboptimal. Kita harus menemukan cara yang lebih baik untuk mengobatinya,” kata penulis senior, Afshin Dowlati, MD, Profesor Kedokteran – Hematologi / Onkologi, Case Western Reserve University School of Medicine, dan anggota dari Case Comprehensive Cancer Center. “Saat ini, kita telah memahami mekanisme yang mendorong proliferasi sel dan pertumbuhan mesothelioma ganas.” Tambahnya seperti dilansir Case Western Reserve University (18/9/2014)

Pelaku utama yang memicu kanker, terutama mesothelioma, adalah protein intraseluler dan faktor transkripsi STAT3 (transduser dan aktivator sinyal transkripsi 3). Transduser dan aktivator sinyal adalah jalur untuk mmenginstruksikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel, dan faktor transkripsi adalah protein yang mengontrol informasi genetik untuk mengarahkan sel-sel bagaimana melakukan fungsinya. STAT3 dikenal sebagai pengirim sinyal yang memicu timbulnya kanker pada manusia dan sinyal untuk bahan bakar pertumbuhannya. Penetral STAT3 adalah PIAS3 (inhibitor protein yang diaktifkan STAT3). PIAS3 memiliki kekuatan untuk menghambat dan menghalangi kemampuan STAT3 untuk menyebabkan kanker.

Pada studi ini, peneliti menilai ekspresi PIAS3 dalam sampel jaringan dari tumor padat mesothelioma dan efek selanjutnya inhibitor protein pada aktivitas STAT3. Sampel jaringan berasal dari tiga lokasi yang berbeda di negara Jerman, dan informasi yang didata untuk setiap spesimen adalah detail dari berapa lama pasien hidup dan jenis mesotheliomanya. Kemudian, para peneliti mengaitkan tingkat PIAS3 dengan aktivitas STAT3 di masing-masing sampel. Selain itu, peneliti juga meneliti efek kurkumin dan peptida yang diekstrak dari segmen PIAS3 pada sel mesothelioma ganas secara in vitro .

“Pada pasien mesothelioma dimana PIAS3-nya rendah, memang STAT3 diaktifkan,” kata Dowlati, Direktur Center for Cancer Drug Development, University Hospitals Seidman Cancer Center. “Pasien Mesothelioma yang memiliki PIAS3 rendah dan STAT3 tinggi, memiliki kesempatan lebih besar untuk meninggal lebih awal. Di sisi lain, pasien dengan tingkat PIAS3 tinggi ternyata memiliki 44 persen penurunan peluang kematian dalam satu tahun, dan hal ini merupakan substansial.”
Para peneliti juga menemukan bahwa kurkumin dan peptida PIAS3 dapat menaikkan tingkat PIAS3, sehingga mampu melemahkan aktivitas STAT3 dan menyebabkan sel-sel mesothelioma mati.

Studi ini menyediakan bukti prinsip tentang efektivitas kedua senyawa ini dalam mengobati mesothelioma ganas, dan menjadi langkah pertama dalam menuju pengobatan pada uji klinis. Selain itu, temuan mereka menunjukkan bahwa PIAS3 bisa berfungsi sebagai penanda prediktif untuk mengatasi mesothelioma karena tumor penyakit ini tidak selalu berkembang secara konsisten, dapat diprediksi, bahkan ketika telah mencapai tahap tumor, nilai dan presentasi klinisnya muncul serupa.

“Temuan kami menunjukkan bahwa ekspresi PIAS3 secara positif mempengaruhi kelangsungan hidup pasien mesothelioma dan aktivasi PIAS3 dapat menjadi strategi terapi,” kata Dowlati.

“Kepentingan kami untuk masa depan adalah bahwa kita ingin mencari cara yang lebih baik dan sederhana untuk meningkatkan level intraselular PIAS3 terhadap mesothelioma ganas melalui penggunaan peptida PIAS3 sintetis atau analog kurkumin. Kita harus mengembangkan analog kurkumin yang diserap oleh tubuh manusia . Saat ini, kurkumin yang kita konsumsi di dalam kunyit ,secara praktis tidak diserap oleh usus. “

Studi ini juga berkontribusi terhadap keseluruhan pengetahuan ilmiah untuk semua kanker.

“Temuan kami ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah peran PIAS3 dalam membatasi aktivasi STAT3 juga berlaku pada kanker lain juga,” kata Dowlati. “Ada kesempatan untuk memperluas penemuan ini karena sejumlah kanker yang berkembang akibat STAT3 diaktifkan.” Pungkasnya.

You May Also Like