Lebah Madu Di Kenya Memiliki Ketahanan Tinggi Terhadap Penyakit

Lebah madu Afrika, Apis mellifera scutellata, di Kitui, Kenya. (Credit: Maryanne Frazier, Penn State)

Bhataramedia.com – Populasi lebah madu Afrika Timur tampaknya lebih tahan terhadap sejumlah parasit dan patogen yang mempengaruhi koloni lebah di Eropa, Amerika Serikat dan Asia, menurut penelitian baru.

Di antara hama yang telah melanda koloni lebah madu di tempat lain di dunia ialah Nosema microsporidia and tungau Varroa.

Tungau Varroa tungau merupakan pelaku gangguan runtuhnya koloni untuk populasi lebah madu global yang sedang terjadi.

“Lebah madu Afrika Timur tampaknya tahan terhadap hama invasif tersebut, sehingga menunjukkan kepada kami bahwa bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama lebah madu di Eropa, Asia dan Amerika Serikat saat ini tidak diperlukan di Afrika Timur,” kata peneliti Elliud Muli dari South Eastern Kenya university, seperti dilansir laman Nature World News (19/4/2014).

Tungau Varroa pertama kali dilaporkan di Kenya pada tahun 2009, sehingga lebah madu di sana telah terbukti tangguh selama beberapa tahun terhadap serangan tungau tersebut.

“Peternak lebah madu Kenya percaya bahwa populasi lebah madu telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi hasil kami menunjukkan bahwa penyebab umum kerugian koloni lebah madu di Amerika Serikat dan Eropa (parasit, patogen dan pestisida) tampaknya tidak akan mempengaruhi lebah madu di Kenya, setidaknya belum, “kata Christina Grozinger, profesor entomologi dan direktur Pusat Penelitian Polinator di Penn State University.

“Beberapa data awal kami menunjukkan bahwa kekeringan dan hilangnya habitat tanaman berbunga yang merupakan sumber makanan utama lebah madu, kemungkinan menjadi faktor penting yang mendorong penurunan populasi lebah madu,” tambah Christina.

Imuwan entomologi dari Penn State, Harland Patch, menyimpulkan bahwa ada hubungan simbiosis antara lebah madu dan tanaman berbunga.

“Lebah madu merupakan polinator yang tak terhitung jumlahnya pada tanaman di setiap ekosistem di benua Afrika,” kata patch di dalam sebuah pernyataan. “Lebah Madu menyerbuki banyak tanaman pangan serta berperan penting bagi pembangunan ekonomi, dan produk-produk mereka, seperti madu dan lilin, sangat penting untuk kehidupan banyak keluarga. Orang-orang mengatakan bahwa hewan terbesar di Afrika adalah singa atau gajah, tetapi ternyata lebah madu lebih penting. Penurunan populasi lebah madu akan memiliki dampak yang mendalam bagi seluruh wilayah di benua Afrika. “

Para peneliti melaporkan bahwa penelitian mereka mencakup survei nasional dari 24 lokasi di seluruh Kenya untuk mengevaluasi jumlah dan ukuran dari koloni lebah madu. Penelitian yang mereka lakukan bertujuan untuk menilai ada atau tidak adanya tungau Varroa, serta parasit dan virus Nosema pada koloni lebah madu di Kenya. Penelitian tersebut merupakan studi komprehensif kesehatan lebah madu yang dilakukan pertama kali di Afrika Timur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tungau Varroa ada di seluruh Kenya, kecuali di daerah terpencil bagian utara Kenya. Sedangkan, persebaran virus Nosema tidak begitu luas. Pestisida hanya ditemukan dalam konsentrasi rendah di semua lokasi penelitian. Dari semua virus yang paling umum mempengaruhi lebah madu di Amerika Serikat, hanya tiga virus yang ditemukan pada lebah madu di Kenya.

“Lebah Afrika yang hidup di Amerika tampaknya juga tidak memiliki masalah terhadap penyakit yang ditimbulkan tungau Varroa, jadi saya tidak akan terkejut untuk menemukan bahwa lebah Afrika memiliki beberapa toleransi genetik bawaan untuk hama tersebut,” kata patch. “Kami menduga bahwa ketahanan lebah Afrika yang lebih tinggi dari lebah di daerah Barat merupakan kombinasi antara gen dan lingkungan.”

Para peneliti menerbitkan karya mereka di jurnal PLoS One.

You May Also Like