Pro dan Kontra Hobi Memelihara Hewan Eksotis di Amerika Serikat

John Matus membeli seekor beruang saat masih berusia bayi dan memeliharanya. Beruang tersebut kemudian dinamai Boo Boo. Namun, hewan itu akhirnya ia kirim ke tempat perlindungan satwa liar karena Boo Boo terlihat nampak kesepian. (Credit: Vincent J. Musi / National Geographic)

Bhataramedia.com – Hampir dua pertiga masyarakat Amerika memiliki hewan peliharaan berupa anjing atau kucing. Hal tersebut merupakan hal yang sudah dianggap lazim di sana.

Namun, kontroversi terjadi ketika yang menjadi peliharaan merupakan hewan eksotis yang dilindungi. Menurut Born Free USA, diperkirakan ada jutaan satwa eksotik menjadi peliharaan di Amerika Serikat.

Dilansir huffingtonpost (13/4/2014), fakta tersebut kian terungkap setelah majalah National Geographic merilis edisi khusus mengenai hewan-hewan eksotik yang dipelihara secara pribadi. Edisi khusus yang berjudul “Wild Obsession: The perilous attraction of owning exotic pets tersebut dirilis pada bulan April dan menguak industri jutaan dolar yang mengalir dari pemeliharan satwa-satwa tersebut.

Menurut data dari Born Free USA, telah dilaporkan bahwa jumlah hewan liar yang dipelihara dalam rumah ternyata lebih banyak dibandingkan yang berada di kebun binatang. Menurut kebanyakan orang yang memelihara satwa-satwa liar, mereka telah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga dan bahkan seperti anak-anak mereka sendiri. Kebiasaan tersebut menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan, terutama mereka yang serius dalam isu pelestarian marga satwa langka yang kini semakin sulit ditemukan di habitatnya.

Mereka yang mendukung pemeliharaan satwa eksotik tersebut menyatakan bahwa kebiasaan ini mendukung konservasi spesies langka. Kepemilikan hewan eksotik dianggap sebagai salah satu jalan keluar ketika konservasi di alam liar masih terancam oleh para pemburu liar. Selain itu, alasan lainnya adalah ingin mengkritik praktik konservasi di beberapa kebun binatang yang masih jauh dari apa yang diharapkan.

Sementara itu, kalangan pemerhati binatang dan konservasi mengkritik keras terhadap praktik pemeliharaan hewan eksotik di dalam rumah. Mereka juga menegaskan beberapa isu terkait dengan praktik pemeliharaan hewan liar dalam rumah yang berpengaruh pada etika dan keamanan publik.

Dalam edisi khusus National Geographic tersebut, dimuat juga foto-foto eksklusif dari mereka yang memelihara satwa-satwa eksotis di dalam rumah. Uniknya, mereka benar-benar memperlakukan satwa-satwa tersebut dengan cara istimewa, dan bahkan seperti halnya kebiasaan memelihara hewan-hewan biasa.

Kenyataan tersebut menyinggung persoalan regulasi dari undang-udang Federal yang mengatur perihal kepemilikan hewan eksotis. Hingga saat ini, peraturan undang-undang di kebanyakan negara bagian melarang kepemilikan hewan tersebut. Namun selalu ada tambal sulam di dalam aturan itu sendiri. Namun ada juga beberapa negara bagian yang tak pernah mengatur masalah tersebut. Beberapa organisasi yang mengangkat isu hewan liar dan kesehatan publik menyatakan bahwa mereka menentang keras terhadap praktik pemeliharaan satwa langka tersebut. Departemen Pertanian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dan Asosiasi Kesehatan Hewan Peliharaan menyatakan ketidaksetujuan dengan praktik-praktik tersebut.

Mungkin Anda juga punya sikap berbeda terhadap praktik-praktik pemeliharaan satwa eksotik tersebut. Namun foto-foto eksklusif dari National Geographic benar-benar menyajikan gambaran unik mengenai keseharian dari para pemilik dan hewan-hewan eksotik tersebut.

Sebagai contoh, John Matus membeli seekor beruang saat masih berusia bayi. Beruang tersebut kemudian dinamai Boo Boo. Namun hewan itu akhirnya ia kirim ke tempat perlindungan satwa liar karena Boo Boo terlihat nampak kesepian. Kisah lain dialami oleh Dillie, seekor rusa cantik yang diperlakukan seperti anak oleh seorang dokter hewan, Melanie Butera di Ohio. Rusa ini bahkan pernah tidur satu kamar dengannya sebelum akhirnya memiliki kamar sendiri. Menurut pengakuan Butera, satwa ini diperlakukan bagaikan seorang putri. Lain lagi dengan pengalaman dari Leslie-Ann Rush, seorang pelatih kuda yang merawat kanguru dan lemur. Ia bahkan memiliki kandang yang luas di rumahnya sekaligus tempat bermain bersama-sama.

You May Also Like