120 Negara Tanda Tangani Perjanjian Perangi Polusi Merkuri di Seluruh Dunia

merkuri

Bhataramedia.com – Pada hari Rabu, 22 negara berjanji untuk mengambil langkah-langkah utama untuk melawan salah satu emisi polutan yang paling berbahaya di dunia. Namun, merka tidak berbicara mengenai gas rumah kaca di sana. Sebaliknya, negara-negara tersebut bertujuan untuk mengatasi pencemaran merkuri.

Konvensi perjanjian tersebut diselenggarakan melalui program PBB yang bernama United Nations Environmental Programme (UNEP). UNEP adalah kemitraan global yang diluncurkan hampir setahun yang lalu antara pejabat pemerintah senior dari Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara lain di dunia di bawah “The Minamata Convention on Mercury.”

Sejak saat itu, ratusan negara-negara lain telah menandatangani perjanjian, dengan penambahan 22 negara baru sehingga total jumlah pendukung Konvensi mencapai 120 negara.

“Saya mengucapkan selamat kepada negara-negara yang menandatangani dan meratifikasi Konvensi Minamata hari ini karena mereka sekarang bergabung dengan komitmen masyarakat internasional untuk mengatasi polutan merkuri  yang dampak dan ketenarannya benar-benar global,” kata Achim Steiner, Wakil Sekretaris Jenderal dan Direktur Eksekutif UNEP.

“Keragaman dari negara-negara yang menandatangani perjanjian tersebut benar-benar global karena mereka mencakup negara besar dan kecil, kaya dan miskin, tropis dan kutub.”

Konvensi tersebut dinamakan berdasarkan penyakit dan tragedi yang melanda kota Jepang Minamata pada tahun 1956, ketika sebuah pabrik Chisso Corp menggunakan merkuri sebagai katalis produksi yang tanpa perusahaan tersebut sadari telah meracuni penduduk setempat. Hasil dari keracunan methymercury tersebut telah menewaskan hampir setengah dari ribuan orang yang telah didiagnosa sejak penemuannya.

Penyakit tersebut muncul akibat dari mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi, di mana konsentrasi merkuri jauh melebihi tingkat yang dapat disaring oleh tubuh manusia secara alami, sehingga menyebabkan degradasi saraf yang meluas. Sejak tragedi itu, Jepang telah bekerja sama dengan PBB untuk meningkatkan kesadaran mengenai pencemaran merkuri dan bagaimana polutan tersebut dapat dideteksi dan dicegah.

“Sebagai negara yang telah mengalami Penyakit Minamata, kami menyadari peran penting memimpin tantangan global untuk menghilangkan pencemaran merkuri,” tambah Yoshio Mochizuki, Menteri Lingkungan Hidup Jepang.

“Kami berjanji untuk terus mendukung negara-negara berkembang dengan memanfaatkan teknologi pengurangan merkuri canggih yang kami miliki,” lanjut Mochizuki, seperti dilansir NatureWorld News (27/9/2014).

You May Also Like