Patogen di Keju, Studi Kasus Keju Dadih Austria

Keju quargel
Keju quargel
Keju quargel. (Credit: Kathrin Rychli/Vetmeduni Vienna)

Bhataramedia.com – Jika suatu produk makanan tidak diproduksi di lingkungan yang higienis, maka konsumen dapat menghadapi ancaman patogen berbahaya. Hal ini seperti apa yang terjadi pada tahun 2009 dan 2010 ketika dua strain yang berbeda dari Listeria monocytogenes ditemukan dalam keju dadih tradisional Austria yang dikenal sebagai “Quargel.” Akibatnya 34 orang terinfeksi, dan total 8 pasien meninggal.

Seperti dilansir laman University of Veterinary Medicine — Vienna (21/3/2014), para ahli dari Universitas Kedokteran Hewan, Wina, telah menganalisis genom dari strain bakteri penyebab wabah dan mampu menunjukkan bahwa strain tersebut menunjukkan sifat yang berbeda dan memasuki rantai makanan secara mandiri. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE dan temuan ini akan meningkatkan pemahaman kita tentang penyakit dan pencegahannya.

Listeria adalah bakteri berbentuk batang yang banyak tersebar di lingkungan dan umumnya tidak menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Namun, salah satu spesiesnya yaitu, L. monocytogenes, dapat menyebabkan listeriosis. Listeriosis merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya. Patogen ini dapat muncul dalam susu mentah dan keju lunak, ikan asap, daging mentah dan produk yang siap dikonsumsi. Di Austria, penyedia layanan kesehatan harus melaporkan semua kasus listeriosis, sebab penyakit ini dapat berakibat fatal terutama untuk pasien dengan sistem kekebalan yang lemah.

Pada tahun 2009 dan 2010, perusahaan susu di Hartberg (Styria, Austria) memproduksi keju Quargel yang telah terkontaminasi oleh Listeria monocytogenes. Hal ini menyebabkan terjadinya wabah listeriosis multinasional di Austria, Jerman dan Republik Ceko, dan pada akhirnya memaksa perusahaan susu untuk menutup usahanya.

Mencari Penyebab Listeriosis

“Saya senang untuk melaporkan bahwa kita melihat kasus listeriosis di Austria relatif sedikit. Meskipun demikian. ketika wabah ini muncul maka penyakit yang ditumbulkannya memiliki angka kematian tertinggi diantara semua penyakit yang berkaitan dengan makanan,” jelas Kathrin Rychli, peneliti dari Institute for Milk Hygiene, Milk Technology and Food Science at the University of Veterinary Medicine, Vienna. Lembaga ini terlibat dalam menyelidiki penyebab wabah yang terjadi pada tahun 2009 dan 2010. Selanjutnya, telah diketahui bahwa penyebab wabah tersebut adalah dua strain bakteri berbeda yang tidak berevolusi dari nenek moyang yang sama dan keduanya mampu masuk ke dalam rantai makanan secara mandiri.

Studi Genetika Menunjukkan Mekanisme Infeksi

Dalam studi yang dilakukan saat ini, para ilmuwan melakukan sekuensing dan menganalisis genom dari kedua strain tersebut, lalu menilai virulensi dan kemampuan menginfeksi sel. Sampel diambil dari pasien yang terkena wabah listeriosis.

Kontaminasi pertama dari Juni 2009 hingga Januari 2010 disebabkan salah satu strain L. monocytogenes yang sangat efektif dalam menginfeksi sel-sel epitel usus dan sel-sel hati. Strain tersebut memiliki tambahan empat gen virulensit, sehingga sangat invasif, dan akhirnya menyebabkan 14 kasus yang mengakibatkan 5 diantaranya menyababkan kematian. Beberapa bulan kemudian yaitu pada bulan Desember 2009, strain L. monocytogenes kedua muncul. Strain ini secara khusus menginfeksi makrofag, yaitu sel-sel penting dalam sistem kekebalan tubuh. Seiring berjalannya waktu, strain kedua ini menggantikan strain pertama dan menyebabkan infeksi yang lebih parah dari sebelumnya. Pada Februari 2010 telah terinfeksi total 20 orang, 3 di antaranya meninggal. Usia rata-rata dari mereka jatuh sakit adalah 70.

Pentingnya Higienitas pada Level Tinggi

Ahli listeria dan juga anggota peneliti dari studi ini, Stephan Schmitz-Esser menekankan pentingnya kebersihan dalam proses produksi. “Hal yang mutlak diperlukan untuk mencegah infeksi tersebut antara lain kesesuaian disinfektan yang digunakan dengan benar, banyaknya garam, dan kemungkinan makanan untuk mengandung bakteri harus dibatasi. Setiap produk yang ditemukan mengandung listeria harus ditarik dari pasar secepat mungkin. Menaik produk merupakan hal sangat mahal bagi produsen, namun kita perlu melakukan segala upaya yang dapat kita lalukan untuk mencegah penyebaran wabah tersebut. ” Austria-wide the Institute for Milk Hygiene, Milk Technology and Food Science at the University of Veterinary Medicine, Vienna offers effective Listeria menawarkan monitoring Listeria secara efektif dan berbagai metode pemeriksaan mikrobiologi molekuler untuk industri makanan.

Apa saja gejala listeriosis?

Listeriosis biasanya menginfeksi orang sehat dengan gelaja diare dan kram perut. Orang tua, bayi dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah biasanya lebih rentan terserang wabah ini. Listeriosis dapat menyebabkan septikemia dan meningitis. Pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau kematian bayi yang baru lahir. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan wanita hamil untuk menghindari susu mentah, daging mentah dan produk ikan mentah.

Referensi Jurnal :

Kathrin Rychli, Anneliese Müller, Andreas Zaiser, Dagmar Schoder, Franz Allerberger, Martin Wagner, Stephan Schmitz-Esser. Genome Sequencing of Listeria monocytogenes “Quargel” Listeriosis Outbreak Strains Reveals Two Different Strains with Distinct In Vitro Virulence Potential. PLoS ONE, 2014; 9 (2): e89964 DOI: 10.1371/journal.pone.0089964.

You May Also Like