CTC, Prediktor Kanker Prostat yang Lebih Akurat

CTC
CTC
Analisis multiplex terhadap circulating tumor cells menggunakan QuantiGene ViewRNA CTC Platform. (Photo: Ryan Jeffs)

Bhataramedia.com – Penelitian baru yang dilakukan oleh ilmuwan dari USC Norris Comprehensive Cancer Center menunjukkan bahwa dengan mengukur sel tumor yang beredar / Circulating Tumor Cells (CTCs) atau sel kanker yang menyebar ke seluruh tubuh, maka dapat menjadi prediktor yang lebih baik bagi kelangsungan hidup pasien dibandingkan dengan penggunaan antigen prostat spesifik / Prostate Specific Antigen (PSA).

Penelitian ini telah dipublikasikan pada tanggal 10 Maret 2014 di Journal of Clinical Oncology oleh tim yang dipimpin oleh Amir Goldkorn M.D., seorang asisten profesor kedokteran di USC Norris.

Seperti dilansir laman University of Southern California – Health Sciences (14/3/2014),Tim Goldkorn menemukan bahwa peningkatan CTC yang dihitung setelah kemoterapi menunjukkan risiko kematian sebanyak lima kali lipat lebih tinggi, dan bagi pasien yang CTC nya turun 50 persen atau lebih, risiko kematian menjadi setengahnya. Studi ini menunjukkan bahwa CTC merupakan biomarker penting untuk penelitian kanker dan pengobatan.

“Arti penting dari temuan ini adalah bahwa dengan melihat CTC sebelum dan tiga minggu setelah siklus pertama kemoterapi merupakan indikator awal apakah orang-orang ini akan dapat diobati dengan baik dan berapa lama mereka bisa hidup,” kata Goldkorn. “Hal ini dapat membantu keputusan untuk panduan pengobatan bagi para dokter dan menyelamatkan pasien dari pengobatan “beracun” yang sama sekali tidak akan membantu mereka . “

Menurut American Cancer Society, kanker prostat adalah kanker paling umum kedua pada pria Amerika. Lembaga tersebut memperkirakan bahwa untuk tahun 2014, sekitar 233.000 kasus kanker prostat baru akan terdiagnosis dan sekitar 29.480 orang akan meninggal karena kanker prostat.

Dengan menggunakan sampel darah dari pasien kanker prostat yang terdaftar dalam uji klinis fase 3, tim Goldkorn telah mempelajari dasar dari jumlah CTC di dalam sampel darah sebelum kemoterapi pada 263 pria. Mereka kemudian mengukur CTC pada tiga minggu setelah kemoterapi dan menentukan “hazard ratios” atau kemungkinan dari pasien yang masih dapat bertahan setelah kemoterapi .

CTC adalah subjek studi yang yang menarik bagi banyak peneliti kanker karena sel-sel kanker ini adalah “gudang” dari tumor yang menyebarkan kanker ke seluruh tubuh. Teori di balik penelitian yang dilakukan Goldkorn adalah, bahwa dengan mengisolasi dan menganalisis CTC maka selanjutnya akan dapat disediakan alat yang ampuh untuk memberikan gambaran kanker seorang pasien di tempat dan waktu tertentu tanpa perlu dilakukannya biopsi invasif.

CTC sangatlah langka, hanya ada sekitar 100 CTC pada sampel darah yang normal bila dibandingkan dengan miliaran sel darah merah dan jutaan sel darah putih. Untuk merampingkan proses isolasi, Goldkorn mendirikan laboratorium inti CTC di USC Norris dan bekerjasama dengan Yu-Chong Tai dari Caltech untuk menciptakan teknologi mikrofilter yang dapat memperkaya CTC dalam sampel darah.

Penelitian ini bermula dari uji klinis fase 3 pada tahun 2008 yang dilakukan sebagai bagian dari SouthWest Oncology Group ( SWOG ), dimana USC Norris adalah anggotanya. Meskipun obat yang diuji dalam pengujian tersbut tidak menunjukkan hasil yang positif, namun metode yang digunakan (mengambil darah sebelum dan setelah terapi dimulai dan menghitung CTC) menunjukkan bahwa jumlah CTC pada darah dapat bertindak sebagai biomarker untuk menentukan perjalanan klinis pasien dan membantu mereka untuk memilih terapi yang paling tepat, kata Goldkorn.

Tim Goldkorn berencana untuk menindaklanjuti penelitian ini dengan penelitian lebih lanjut yang menganalisis apakah memilih terapi yang berdasarkan pada perubahan jumlah CTC dapat meningkatkan data terkait penyakit. Pada saat yang sama, para peneliti menganalisis CTC secara molekuler untuk menemukan gen apa yang diekspresikan dan mutasi apa yang mereka miliki. Hal ini dapat berguna untuk menginformasikan program terapi yang akan dijalankan oleh para dokter.

Referensi Jurnal :

A. Goldkorn, B. Ely, D. I. Quinn, C. M. Tangen, L. M. Fink, T. Xu, P. Twardowski, P. J. Van Veldhuizen, N. Agarwal, M. A. Carducci, J. P. Monk, R. H. Datar, M. Garzotto, P. C. Mack, P. Lara, C. S. Higano, M. Hussain, I. M. Thompson, R. J. Cote, N. J. Vogelzang. Circulating Tumor Cell Counts Are Prognostic of Overall Survival in SWOG S0421: A Phase III Trial of Docetaxel With or Without Atrasentan for Metastatic Castration-Resistant Prostate Cancer. Journal of Clinical Oncology, 2014; DOI: 10.1200/JCO.2013.51.7417.

You May Also Like